Tentang Blog Ini

Serpihan Ide

Kumpulan Artikel

Proses Masuknya Islam di Indonesia

 Proses Masuknya Islam di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia melalui proses yang panjang. Masuknya Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan perdagangan di Asia Tenggara dan dunia.

A. Perkembangan pelayaran dan perdagangan di Perairan Nusantara dan Asia
  • Perdagangan Antarpulau : pada jaman kuno, penduduk Indonesia sudah memahami tentang ilmu berlayar/pelayaran.Mereka memanfaatkan arah mata angin sebagai salah satu sarana untuk berlayar. Mereka sudah mengenal angin darat dan angin laut. Angin darat dimanfaatkan untuk berlayar mencari ikan di laut Angin laut dimanfaatkan untuk berlayar membawa hasil tangkapan ikan dari aktivitas melaut.Sebelum dikenal kompas, penduduk dalam berlayar menggunakan pedoman alam. Gugus Bintang Pari untuk pedoman mengetahui arah selatan dan Gugus Bintang Biduk Besar pedoman mengetahui arah utara.
Perdagangan dan pelayaran antarpulau di Indonesia terjadi karena perbedaan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing pulau.Para pedagang menjual hasil bumi di tempat lain. Barang-barang dagangan yang ada di wilayah-wilayah Indonesia, antara lain sebagai berikut : 
  1. Pedagang-pedagang Sumatra, seperti dari Palembang, umumnya memperdagangkan beras, bawang, daging, madu, rotan, emas, dan besi. Di Sumatra banyak bandar pusat-pusat perdagangan, seperti di Palembang, Jambi, Pedir, dan Tulangbawang. Bandar-bandar di pantai barat Sumatra, seperti Bengkulu menyediakan barang-barang berupa emas, lada, kelembak, kapur barus, damar, madu dan kemenyan.
  2. Pedagang-pedagang dari Jawa dan Madura umumnya memperdagangkan beras, gula, kain, dan alat-alat seperti pisau. Bandar-bandar yang terkenal di Jawa adalah Banten, Sunda Kelapa, Jepara, Tuban, Gresik dan Surabaya.
  3. Pedagang-pedagang Kalimantan memperdagangkan barang-barang, seperti emas, intan, bahan makanan, damar, dan kayu. Kapal-kapal dari Kalimantan juga dapat diperdagangkan. Pelabuhan atau bandar - bandar yang terkenal adalah Tanjungpura, Lawe dan Banjar.
  4. Barang-barang dagangan yang diperdagangkan dari Nusa Tenggara adalah kayu cendana dan belerang.
  5. Barang dagangan di Kepulauan Maluku yang terkenal adalah rempah-rempah. Banda yang merupakan bandar terpenting banyak menyediakan pada dan cengkih. Ambon dan Seram banyak menghasilkan pala, sedangkan pelabuhan Ternate dan Tidore banyak menyediakan cengkih.
  6. Barang dagangan dari Papu adalah burung cenderawasih dan sagu.
Barang dagangan yang merupakan hasil bumi di pedalaman biasanya diangkut dengan gerobak ataupun pedati untuk dibawa ke pantai. Setelah sampai di pantai, barang-barang itu dipindahkan ke kapal yang siap memperdagangkan ke daerah lain. Letak Kepulauan Nusantara sangat strategis sehingga banyak dikunjungi oleh para pedagang dari luar negeri.

  • Jalur Perdagangan : Sejak awal tahun Masehi sudah berkembang hubungan dagang antara Barat (Eropa) dan Timur (Tiongkok). India merupakan wilayah yang dilewati jalur perdagangan antara Barat dan Timur pada saat itu. Jalur perdagangan laut terus mengalami perkembangan sedangkan jalur perdagangan darat mengalami kendala karena banyak jalan yang rusak sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mendistribusikan barang dagangan. Dari jalur perdagangan tersebut telah berkembang hubungan dagang Indonesia dengan India dan Tiongkok.
Jalur perdagangan laut terus mengalami perkembangan. Jalur tersebut memanjang dari Eropa, Laut Tengah, Asia Barat, India, Asia Tenggara, terus ke Tiongkok.Hubungan Indonesia dengan pusat-pusat perkembangan Islam seperti Arab, Persia, Gujarat, dan juga Kanton di Tiongkok semakin ramai. Bentuk hubungan itu yang utama adalah hubungan dagang. Pada abad ke-10 pedagang-pedagang muslim terutama dari Arab menguasai perdagangan di perairan Asia.

Dalam perkembangannya terjadi pula hubungan diplomatik dan sosial kebudayaan. Hubungan diplomatik terjadi dengan saling tukar duta antar pemerintahan. Hubungan sosial budaya terjadi melalui hubungan perkawinan dan kontak kebudayaan. Hubungan tersebut saling memperkenalkan tradisi kebudayaan dan keyakinan agama masing-masing.

  • Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia : Di pusat-pusat perdagangan di Indonesia itu para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat, singgah dan melakukan hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Para pedagang tersebut tinggal di pusat - pusat perdagangan untuk beberapa saat karena mereka harus menanti arah angin yang tepat dan hanya terjadi setiap setengah tahun untuk kembali ke negaranya. Selama mereka tinggal di Indonesia terjadilah pergaulan dengan para pedagang Indonesia. Dalam proses interaksi tersebut, para pedagang Islam mulai memperkenalkan ajaran agama Islam pada masyarakat Indonesia.
Penduduk Indonesia yang saat itu memeluk agama Hindu-Buddha dan ajaran animisme, mulai tertarik dengan agama Islam. Agama baru tersebut mengajarkan tauhid (keesaan Tuhan) dan prinsip persamaan derajat. Hal ini berbeda dengan ajaran Hindu yang menekankan perbedaan dalam masyarakat berdasarkan sistem kasta sehingga banyak di antara para pedagang pribumi mulai menganut agama Islam.Selanjutnya, para pedagang muslim dari Arab, Gujarat, dan Tiongkok yang tinggal di pusat-pusat perdaganagn Indonesia dalam waktu yang cukup lama ada yang menikah dengan penduduk setempat. Proses perkawinan semacam itu akhirnya turut mempercapat berkembangnya Islam di Indonesia.
  • Teori proses masuk dan perkembangan agama Islam di Indonesia : 
  1. Teori Gujarat : agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar teori ini adalah adanya hubungan dagang Indonesia dengan India melalui jalir Indonesia - Gujarat - Timur Tengah - Eropa dan adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai Malik Al Saleh yang bercorak khas Gujarat.
  2. Teori Mekah : sebagai sanggahan terhadap teori Gujarat. Menurut teori Mekah, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah pada abad ke-7 di pantai barat Sumatra sudah terdapat perkampungan orang Islam (Arab).
  3. Teori Persia : agama Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia, seperti memperingati 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad yang dilakukan di Sumatra Barat dengan upacara Tabut.
  • Sumber Sejarah Masuknya Islam di Indonesia :
  1. Berdasarkan bukti sejarah abad ke-7, menurut berita Cina dari Dinasti Tang bahwa ada orang Ta-Shih (Ta-Cheb atau orang-orang Arab) yang datang ke wilayah Nusantara.Para pedagang Arab menyebut Sriwijaya dengan Zabag atau Sribusa.
  2. Menurut W.P.Groenenevelat mengatakan sejak tahun 674 sudah ada pedagang-pedagang Arab bermukim di Pantai Barat Sumatra diperkirakan di Pelabuhan Barus.
  3. Ptolemeuss, seorang ilmuwan dari Iskandariah, Mesir menyebut pelabuhan terkenal di pantai barat Sumatra dengan sebutan Barousai. Para pedagang dari luar datang ke Pelabuhan Barus untuk mendapatkan kapur barus pada abad ke-7.
  4. Berdasarkan peninggalan berupa batu tertulis tertua beraksara dan berhuruf Arab yang di temukan di Leran, Gresik diperkirakan Islam mulai berkembang di Jawa pada abad ke-11.Batu Leran itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun dengan angka tahun 1028.
  5. Menurut berita dari seorang musafir Venesia yang bernama Marco Polo, pada abad ke-13, Islam sudah berkembang di Indonesia. Ia menunjuk bukti bahwa di daerah Aceh Utara telah ditemukan makam raja Islam di Samudra Pasai, yaitu Makam Raja Malik al Saleh yang berangka tahun 1297.
Dari beberapa keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam sudah dikenal di Indonesia paling tidak sejak abad ke-7. Pada abad ke-11 Islam mulai berkembang di Jawa dan pada abad ke-13 berkembang makin mantap dengan munculnya Kerajaan Samudra Pasai. Selanjutnya, Islam menyebar secara luas ke seluruh Nusantara kira-kita pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-16.

  • Peran Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia :
Pada waktu itu di Jawa orang-orang yang dikenal sebagai tokoh dan ahli agama disebut Wali Sanga. Mereka disebut karena dipandang sudah sempurna pengetahuan dan amalan agama Islamnya.Mereka dipandang sebagai orang-orang yang dekat dengan Allah swt, sehingga disebut Wali'ullah (orang yang dikasihi Allah).
  1. Maulana Malik Ibrahim : dikenal dengan nama Maulana Magribi, tingggal di Gresik - Jawa Timur. Dalam menyebarkan agama Islam, Maulana Malik Ibrahim melakukan dengan memberi contoh. Maulana Magribi berperilaku baik dan ramah sehingga banyak penduduk tertarik dan menganut agama Islam. Maulana Malik Ibrahim meninggal pada tahun 1419 dan dimakamkan di Kampung Gapura, Gresik.
  2. Sunan Ampel : memiliki nama kecil Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401. Aktif menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Timur. Sunan Ampel mendirikan pesantren di Kampung Ampeldenta, Surabaya. Atas prakarsa Sunan Ampel, Raden Patah, dan para wali lainnya mendirikan Kerajaan Demak dan Masjid Agung Demak.
  3. Sunan Bonang : memiliki nama kecil Raden Maulana Makdum Ibrahim, aktif menyebarkan agama Islam di Jawa Timur, bertempat tinggal di Tuban. Di tempat inilah Sunan Bonang mendirikan pesantren dan membangun Masjid Sunan Bonang. Sunan Bonang dikenal sebagai seniman. Beliau telah menciptakan gending Dhurma, dan menulis kitab Suluk Sunan Bonang. Kitab ini diperkirakan sebagai kumpulan catatan pelajaran dari Sunan Bonang yang telah diberikan kepada para santrinya. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525, dimakamkan di Tuban - Jawa Timur.
  4. Sunan Giri : memiliki nama kecil Raden Paku. Pusat penyebaran Sunan Giri berada di puncak Gunung Giri, Gresik. Sunan Giri juga mengirim santrinya untuk menyebarkan Islam ke Indonesia bagian timur. Sunan Giri dikenal sebagai seniman, menciptakan tembang atau gending Asmarandana dan Pucung. Setelah wafat, Sunan Giri dimakamkan di bukit Giri.
  5. Sunan Drajat : memiliki nama kecil Syarifuddin atau Masih Ma'nat. Sunan Drajat membina masyarakat dan menyebarkan Islam di sekitar Sedayu. Dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial. Beliau sangat memerhatikan dan menolong masyarakat yang membutuhkan.. Sunan Drajat menekankan kebersamaan hidup dan gotong royong.
  6. Sunan Kudus : memiliki nama kecil Jafar Sodiq, memusatkan dakwahnya di daerah Kudus. Merupakan ulama besar yang ahli dalam bidang tauhid, fiqih, dan hadis. Sunan Kudus telah menulis cerita-cerita pendek yang berjiwa Islam. Beliau juga menciptakan gending Maskumambang dan Mijil. Setelah wafat, Sunan Kudus dimakamkan di belakang Masjid Kudus.
  7. Sunan Kalijaga : dikenal sebagai pemimpin, pejuang, ulama, pujangga, seniman, dan ahli filsafat. Sunan Kalijaga sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas, masyarakat menaruh hormat dan kagun kepada beliau.Dalam berdakwah menggunakan media wayang kulit dan seni gamelan.Setiap bulan Maulud, diadakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw (Maulid Nabi) di Demak yang kemudian dikenal dengan istilah upacara Sekaten disertai upacara garebek.Upacara garebek kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, seperti Cirebon, Surakarta, dan Yogyakarta.Sunan Kalijaga setelah wafat dimakamkan di Kadilangu, dekat Demak. Di kompleks pemakaman Kadilangu juga berdiri Masjid Sunan Kalijaga.
  8. Sunan Muria : dikekenal dengan Raden Umar Said,putra Sunan Kalijaga. Aktif menyebarkan agama Islam di daerah-daerah pedesaan.Mendidik dan mengajarkan Islam kepada penduduk di sepanjang lereng Gunung Muria, sekitar 18 km sebelah utara Kudus. Sunan Muria juga memberikan dakwah agama kepada para petani, pedagang, dan nelayan. Selama berdakwah beliau tetap mempertahankan penggunaan seni gamelan. Beliau telah menciptakan gending Sinom dan Kinanti. Setelah meninggal, Sunan Muria dimakamkam di puncak Gunung Muria.
  9. Sunan Gunung Jati : memiliki nama lain Syarif Hidayatullah, merupakan pemuda yang rajin belajar dan aktif menuntut ilmu agama. Selain belajar Islam di Arab, Sunan Gunung Jati  juga pergi ke tanah Jawa untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Sunan Gunung Jati memusatkan kegiatan dakwahnya di Cirebon, Jawa Barat. Tahun 1568 Syarif Hidayatullah wafat dan dimakamkan di Astana Agung Gunung Jati, Cirebon.
  • Peran pemikir di wilayah Sumatra yaitu Abdurrauf Singkel, Hamzah Fansyuri, dan Nurrudin ar Raniri : membuat tulisan yang berkaitan dengan Islami. Hal ini akan membantu masyarakat untuk lebih memahami hukum-hukum agama dan kehidupan secara Islam.
Daftar pustaka 
Sardiman A.M.,Muhsinatun Siasah,2018,Pembelajaran IPS 1 Kurikulum 2013 edisi revisi,Solo,Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
@WB 120423 0818