Tentang Blog Ini

Serpihan Ide

Kumpulan Artikel

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha-2

 Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha-2

5) Kerajaan Sriwijaya

  • Munculnya Kerajaan Sriwijaya : Kerajaan-kerajaan kecil yang muncul di pantai timur Sumatra sekitar abad ke-7 antara lain Kerajaan Tulang Bawang, Melayu dan Sriwijaya. Dari ketiga kerajaan tersebut yang berhasil berkembang adalah Kerajaan Sriwijaya.
  • Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya : Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya dari dua sumber, yaitu prasasti dan berita dari Tiongkok. Prasasti-prasasti dari Kerajaan Sriwijaya ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Prasasti Palas Pasemah, ditemukan di daerah Palas Pasemah, Lampung Selatan.
    2. Prasasti Kedukan Bukit, ditemukan di daerah Kedukan Bukit dekat Palembang dan berangka 683 Masehi.
    3. Prasasti Kota Kapur, ditemukan di daerah Bangka dan berangka tahun 686 Masehi.
    4. Prasasti Talanng Tuo, ditemukan di daerah Talang Tuo dekat Palembang dan berangka tahun 684 Masehi.
    5. Prasasti Karang Berahi, ditemukan di tepi Sungai Merangin daerah Jambi Hulu dan berangka tahun 686 Masehi.
    6. Prasasti Telaga Batu.
    7. Prasasti Ligor berangka tahun 775 Masehi.
    8. Prasasti Nalanda berangka tahun 860 Masehi.
  • Letak Kerajaan Sriwijaya : Ada yang berpendapat letak Kerajaan Sriwijaya di Palembang, ada berpendapat letak  Kerajaan Sriwijaya di Jambi. Akan tetapi pendapat yang banyak didukung para ahli adalah di Palembang dekat pantai dan di tepi Sungai Musi.
  • Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Ekonomi : Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dan pusat agama Buddha.Sriwijaya mendapat julukan sebagai negara nasional pertama.
    • Sriwijaya sebagai negara nasional pertama : Kerajaan ini mulai berkembang pada abad ke-7 dibawah pimpinan Dapunta Hyang. Sriwijaya banyak melakukan perluasan wilayah antara lain sebagai berikut :
      • Tulang Bawang yang terletak kira-kira di daerah Lampung.
      • Daerah Kedah di pantai barat Semenanjung Melayu.
      • Pulang Bangka.
      • Jambi.
      • Jawa Barat.
      • Tanah Genting.
      • Kerajaan Kaling dan Mataram Hindu (Kuno).
Dalam perkembangannya, wilayah kekuasaan Sriwijaya makin luas meliputi wilayah sebagian besar Sumatra, Semenanjung Melayu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan bagian barat.Pada tahun 775 Masehi pada masa pemerintahan Dharmasetra, Sriwijaya berhasil menguasai dan membangun pangkalan di daerah Ligor.

Pada abad ke-9, Sriwijaya mengalami jaman keemasan dibawah pemerintahan Balaputradewa.Wilayahnya sangat luas dengan armada angkatan laut yang kuat, jalur perdagangan, dan bandar-bandar penting di sekitar Sriwijaya berhasil dikuasai.Sriwijaya mampu mengendalikan sebagian besar perairan Nusantara.Oleh karena pengaruhnya yang sangat luas, Sriwijaya sering dikenal sebagai Negara Nasional Pertama di Indonesia.

Pada tahun 990 Masehi dibawah kepemimpinan Sri Sudamaniwarmadewa, Sriwijaya mendapat serangan Raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Serangan tersebut berhasil digagalkan oleh tentara Sriwijaya. Sri Sudamaniwarmadewa kemudian digantikan oleh putranya bernama Mara Wijayottunggawarman. Pada masa kejayaan, Sriwijaya mengembangkan hubungan kerja sama dengan Kerajaan Benggala, Colamandala, Sri Langka, Tiongkok (Kanton), dan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, seperti Siam.Hal ini menunjukkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang cukup dihormati kerajaan lain.  
  • Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim : Perkembangan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim didorong oleh letak Sriwijaya dan kedudukannya sebagai pusat perdagangan. Sriwijaya  letaknya di tepi sungai dan dekat dengan pantai, selain itu letak Sriwijaya berhadapan dengan Selat Malaka dan berdekatan dengan Selat Sunda. Letak Sriwijaya yang strategis menjadikan kerajaan tersebut sebagai tempat pesinggahan kapal dagang yang berlayar dari Tiongkok ke India atau sebaliknya., Siam dan Arab. Para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangannya.Dengan demikian, Sriwijaya mulai menguasai perdagangan baik secara nasional maupun internasional di Asia Tenggara.Perdagangan laut berkembang karena terjamin keamanannya karena didukung oleh kekuatan armada angkatan laut Kerajaan Sriwijaya yang mampu mengamankan seluruh lautan Nusantara.
  • Sriwijaya sebagai Pusat Ilmu dan Agama Buddha : Sriwijaya berhasil menjadi pusat ilmu dan agama Buddha Mahayana yang penting di daerah Asia Timur dan Asia Tenggara.Banyak mahasiswa dan pendeta dari luar negeri belajar bahasa Sanskerta di Sriwijaya. Bagi yang ingin memperdalam agama Buddha di Pergutuan Tinggi Nalanda, India sebaiknya mengadakan persiapan dahulu di Sriwijaya.Sesuai dengan keterangan I Tsing, seorang musafir dari Tiongkok, pada tahun 685 setelah berada di India, I Tsing pergi ke Sriwijaya untuk kedua kalinya.Selama 4 tahun di Sriwijaya, I Tsing memperdalam bahasa Sanskerta dan melengkapi catatan-catatannya mengenai keadaan dan perkembangan Kerajaan Sriwijaya.Di Sriwijaya terdapat ribuan mahasiswa dan pendeta agama Buddha yang sedang belajar.Para pendeta itu datang dari berbagai negara. Salah seorang di antaranya adalah Atisa, pendeta dari Tibet.Mereka belajar di bawah bimbingan para pendeta Sriwijaya. Pendeta agama Buddha dari Sriwijaya yang terkenal adalah Sakyakirti. Sriwijaya aktif mengirim para mahasiswanya belajar agama Buddha ke Perguruan Tinggi Nalanda India. Agama Buddha Mahayana dan seni budaya berkembang sangat pesat di Sriwijaya.Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya bangunan suci agama Buddha, misalnya Candi Muara Takus dan bangunan suci Biaro Bahal.
  • Kemunduran Sriwijaya : Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak abad ke-11 yang disebabkan oleh :
    • Pada tahun 1025, Sriwijaya diserang oleh Raja Rajendra dari Colamandala.
    • Pada tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singasari mengirim pasukan ke Melayu yang dikenal dengan Eskpedisi Pamalayu Kedatangan Kertanegara yang  berhasil menguasai wilayah Melayu memperlemah kedudukan Sriwijaya.Berkembangnya Majapahit sebagai negara yang besar memperlemah kedudukan Sriwijaya. Pada tahun 1377, Angkatan Laut Majapahit menyerang Sriwijaya dan mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.
6) Kekuasaan Wangsa Isyana di Jawa Timur
Setelah Empu Sindok menggantikan kekuasaan Raja Wawa di Jawa Tengah, ia berkeinginan memindahkan pusta pemerintahan ke Jawa Timut. Alasannya, adannya bencana alam di Jawa Tengah dan timbul kekacauan karena ancaman serangan Sriwijaya.
  • Munculnya Kekuasaan Wangsa Isyana : Setelah berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, Empu Sindok membentuk keluarga baru yang dinamakan Wangsa Isyana. Empu Sindok mendirikan kerajaan sekaligus sebagai raja pertama, bergelar Sri Isyana Wikramadharmatunggadewa.Pusat pemerintahan di antara Gunung Semeru dan Gunung Wilis. Akan tetapi ada yang berpendapat  di Tamwlang sekitar daerah Jombang. Hal ini diperkuat dengan nama desa Tambelang di sekitar daerah Jombang.
  • Sumber Sejarah Kekuasaan Wangsa Isyana di Jawa Timur : Berita asing dari India dan Tiongkok.Berita Tiongkok berasal dari zaman Dinasti Sung. Sumber yang berupa prasasti adalah prasasti dari Empu Sindok dan Prasasti Calcuta.
  • Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Ekonomi : Empu Sindok merupakan peletak dasar perkembangan kerajaan-kerajan Hindu-Buddha di Jawa Timur. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
  • Masa Pemerintahan Empu Sindok (929-948)
Usaha-usaha Empu Sindok dalam memajukan kerajaannya, antara lain sebagai berikut :
  1. Memajukan pertanian dan perdagangan, yaitu dengan mengeringkan daerah rawa-rawa untuk lahan pertanian.
  2. Memajukan kehidupan beragama, misalnya membangun beberapa candi, seperti Candi Songgoriti dan Candi Gunung Gangsir.
  3. Mengembangkan seni sastra. Pada masa pemerintahan Empu Sindok ditulis buku suci agama Buddha, Sang Hyang Kamahayanikan.
  4. Menjunjung martabat kaum wanita. Hal ini dibuktikan dengan ikut sertanya permaisuri dalam pemerintahan.Setelah wafat Empu Sindok digantikan putrinya Sri Isyanatunggawijaya. Selanjutnya, Sri Isyanatunggawijaya digantikan oleh putranya Makutawangsa Wardana.
  • Masa Pemerintahan Dharmawangsa (991-1016)  
Pada tahun 991, Dharmawangsa menggantikan Makutawangsa Wardana dengan gelar Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikramatungga dewa. Raja Dharmawangsa sangat menitikberatkan pemerintahannya dalam bidang politik. Hal ini nampak dalam upaya menaklukkan Sriwijaya sebagai penguasa perdagangan di Nusantara. Beberapa kali Dharmawangsa mencoba menaklukan Sriwijya, tetai gagal Dharmawangsa dan keluarganya gugur karena serangan Kerajaan Wora Wiri pada saat pernikahan putri Dharmawangsa dengan Airlangga, putra Raja Udayana dari Bali. Wora Wiri adalah kerajaan bawahan Sriwijaya yang ada di Jawa. Peristiwa tersebut dikenal dengan Pralaya. Salah seroang anggota keluarga Dharmawangsa yang berhasil melarikan diri dari peristiwa itu adalah Airlangga.
  • Masa Pemerintahan Airlangga (1019-1049)
Setelah berhasil meloloskan diri beserta para pengikutnya dari Peristiwa Pralaya, Airlangga hidup di tengah hutan.Ia hidup bersama para pertapa.Pada tahun 1019, para utusan rakyat datang menghadap Airlangga. Mereka minta agar Airlangga bersedia naik tahta membangun kembali Kerajaan Wangsa Isyana.Airlangga dinobatkan sebagai raja oleh para pendeta Buddha dengan gelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Sebagai permaisurinya adalah putri dari Dharmawangsa.
  • Pemulihan Kembali Kekuasaan Wangsa Isyana
Airlangga bercita-cita mengembangkan kekuasaan Wangsa Isyana. Ia terus berusaha menyusun kekuatan bersama para pengikutnya. Salah seorang pengikut setia Airlangga sejak dari pelarian di tenga hutan hingga ia menjadi raja adalah Narotama.
Pada tahun 1028, Airlangga mulai melaksanakan cita-citanya. Kerajaan-kerajaan yang dahulu pernah berada di bawah kekuasaan Dharmawangsa, satu per satu dapat dikuasai kembali. Wilayah kekuasaanya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Pusat pemerintahan terdapat di Kahuripan. Lambang negara yang digunakan adalah Garudhamukha.
Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, Airlangga melakukan usaha sebagai berikut :
  • Bidang Ekonomi
Usaha yang dilakukan di bidang ekonomi, antara lain sebagai berikut :
  1. Untuk memajukan kemakmuran rakyat, bidang pertanian dikembangkan. Usaha yang ditempuhnya adalah memperbaiki irigasi dan membuat Bendungan Waringin Sapta.
  2. Akibat dibangunnya Bendungan Waringin Sapta, pelayaran dan perdagangan bertambah ramai. Hal itu disebabkan Sungai Brantas dapat dilayari sampai ke Pelabuhan Hujung Galuh (Surabaya). Airlangga juga membuka Pelabuhan Kembang Putih (sekitar Tuban). Kapal dagang luar negeri, misalnya dari India, Burma, Kampuchea dan Campa banyak yang singgah di Pelabuhan Kembang Putih dan Hujung Galuh.
  • Bidang Agama
Airlangga membangiun tempat pertapaan dan asrama para pendeta di Pucangan, lereng Gunung Penanggungan. Pertapaan Pucangan diperuntukkan bagi putrinya, Sri Sanggramawijaya yang setelah menjadi pertapa dikenal dengan sebutan Dewi Kilisuci. Airlangga menganut agama Hindu yang setia, namun agama Buddha diberi kesempatan untuk berkembang dengan baik. Airlangga terkenal sebagai pembina toleransi kehidupan beragama.
  • Bidang Seni Sastra
Hasil sastra yang terkenal pada masa pemerintahan Airlangga, antara lain Arjunawiwaha tulisan Empu Kanwa.

  • Masa Akhir Pemerintahan Airlangga
Airlangga membagi kerajaannya menjadin dua. Hal ini disebabkan putri dari permaisuri, yaitu Sri Sanggramawijaya yang berhak atas takhta kerajaan tidak bersedia menjadi raja. Ia memilih hidup sebagai pertapa di Pucangan. Pada tahun 1041, Kerajaan Airlangga dibagi dua untuk kedua putranya dari selir. Oleh Airlangga pekerjaan membagi kerajaan itu diserahkan kepada seorang brahmana sakti bernama Empu Bharada.

Empu Bharada menjalankan tugasnya dengan bijaksana.Kerajaan dibagi menjadi dua dengan batas Sungai Brantas.Kedua kerajaan itu sebagai berikut :
  1. Panjalu atau Kediri dengan ibukota Daha. terletak di sebelah timur Sungai Brantas.
  2. Jenggala atau Singasari dengan ibukota Kahuripan (kira-kira sekitar Lamongan), terletak di sebelah utara Sungai Brantas.
Setelah pemnbagian kerajaan selesai. Airlangga turun tahta. Ia hidup sebagai pertapa sampai wafat pada tahun 1049. Airlangga dimakamkan di lereng sebelah timur Gunung Penanggungan, yamh terkenal dengan nama Candi Belahan. Pada candi itu terdapat patung Airlangga yang diwujudkan sebagai Dewa Wisnu yang sedang mengendarai garuda.
Daftar pustaka 
Sardiman A.M.,Muhsinatun Siasah,2018,Pembelajaran IPS 1 Kurikulum 2013 edisi revisi,Solo,Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

@WB 210323 0920