Konflik Indonesia-Sekutu dan NICA
Sejak Jepang menyerah, komando Sekutu untuk Asia Tenggara (South East Asia Comand/SEAC) diserahkan oleh Amerika Serikat kepada Inggris. Pasukan Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Lord Louis Mountbatten mendapat tugas untuk mengambil alih kekuasaan Jepang di seluruh kawasan Asia Tenggara.Pasukan Sekutu yang akan bertugas ke Indonesia disebut Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI).Pasukan tersebut dipimpin Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI merupakan bagian dari SEAC yang berkedudukan di Singapura.
Sebelum mendaratkan pasukannya secara besar-besaran di Indonesia, Sekutu terlebih dahulu mengirimkan pasukan pelopor. Pasukan pelopor tersebut tiba di Tanjung Priok Jakarta tanggal 16 September 1945 di bawah pimpinan Laksamana Muda W.R. Patterson menggunakan Kapal Cumberland. Dalam rombongan turut serta pejabat tinggi Belanda, van der Plas yang mewakili H.J.van Mook (Kepala Netherlands Indies Civil Administration/NICA). Pada tanggal 29 September 1945, rombongan besar pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI mulai masuk ke Indonesia.
Tugas Tentara Sekutu (AFNEI) di Indonesia memiliki tugas, antara lain :
- Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
- Membebaskan tentara Sekutu yang ditahan oleh Jepang.
- Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya.
Kedatangan tentara Sekutu diboncengi oleh tentara NICA (Belanda). Tentara NICA ingin menegakkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia.Hal itu telah menimbulkan kecurigaan bangsa Indonesia. Kecurigaan itu makin terbukti dengan dipersenjatainya tentara KNIL yang baru dilepas dari tawanan Jepang.Kedatangan NICA dan dipersenjatainya KNIL telah menimbulkan permusuhan dan bentrokan senjata. Bentrokan dan permusuhan terjadi hampir di seluruh Tanah Air, misalnya Surabaya, Medan, Bali, dan Ambarawa.
Pasukan Sekutu dan AFNEI mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945. Kekuatan pasukan itu terdiri atas tiga divisi :
- Divisi India ke-23 untuk daerah Jawa Barat dipimpin Mayor Jenderal D.C. Hawthorn.
- Divisi India ke-5 untuk wilayah Jawa Timur dipimpin Mayor Jenderal E.C.Mansergh.
- Divisi India ke-26 untuk wilayah Sumatra dipimpin Mayor Jenderal H.M.Chambers.
1). Insiden Bendera di Surabaya
Belanda menginginkan Hotel Yamato di Surabaya dijadikan markas tentara Belanda. Belanda menurunkan Indonesia (Merah,Putih) di Hotel Yamato dan diganti dengan bendera Belanda (Merah, Putih, Biru). Arek-arek Surabaya menyerbu Hotel Yamato untuk menurunkan bendera Belanda.Bendera Belanda dirobek warna birunya lalu dikibarkan kembali sebagai bendera Merah Putih.Peristiwa pada tanggal 19 September 1945.Untuk mengenang peristiwa tersebut, kini di depan Hotel Yamato dibangun monumen perjuangan.
2). Peristiwa Heroik di Surabaya
Pasukan Sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Pasukan ini dipimpin Brigjen A.W.S. Mallaby.Tentara Sekutu membebaskan orang-orang Belanda yang ditahan di penjara Kalisosok dan menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak dan Gedung Internatio.
Terjadilah pertempuran di berbagai tempat, pertempuran baru mereda setelah tercapai perundingan gencatan senjata.Akan tetapi, tembak-menembak masih terjadi di Gedung Internatio dekat Jembatan Merah menewaskan Brigjen Mallaby.Pihak Sekutu menuduh pihak Indonesia yang telah membunuh Brigjen Mallaby. Pihak Inggris di bawah pimpinan E.C.Mansergh mengeluarkan ultimatum agar tentara dan para pemuda Surabaya menyerah paling lambat pukul 06.00 tanggal 10 November 1945.Inggris naik pitam dan segera melancarkan serangan besar-besaran di Kota Surabaya.Para pejuang Indonesia berusaha sekuat tenaga menangkis semua serangan Sekutu yang dilancarkan dari darat, laut, dan udara.Para tokoh yang memimpin dan memberikan dorongan bagi pejuang kita, antara lain Gubernur Suryo dan Jonosewoyo selaku Komandan Divisi Surabaya.
Hampir lebih dari tiga minggu para pejuang di Surabaya bertempur mati-matian mempertahankan kemerdekaan dengan penuh semangat kepahlawanan. Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam peristiwa ini adalah Sutomo atau Bung Tomo dan Ktut Tantri, seorang wanita Amerika yang ikut berperang melawan kekuatan asing.Banyak korban jattuh dalam pertempuran heroik tersebut. Untuk mengenang peristiwa heroik di Surabaya, setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebagai peringatan, di Surabaya dibangun Tugu Pahlawan.
3). Pertempuran Ambarawa
Tentara Sekutu bersama tentara NICA telah melakukan teror dan menindas penduduk, seperti yang terjadi di Magelang.Timbullah perlawanan dari TKR dan para pejuang Indonesia untuk mengusir tentara Sekutu dan NICA.Para pejuang Indonesia dibawah kepemimpinan Imam Androgi dan Letkol M.Sarbini melakukan pengejeran gerak mundur pasukan Sekutu hingga ke wilayah Ambarawa.
Sesampainya di Ambarawa tanggal 21 November 1945, pasukan Sekutu bertemu dengan pasukan Sekutu yang lain dan juga tentara NICA.Mereka kemudian memusatkan kekuatannya di Ambarawa. Pada tanggal 23 November 1945, terjadilah pertempuran sengit antara tentara Sekutu yang didukung NICA dengan para pejuang Indonesia.Tokoh yang berperan penting dalam peristiwa ini adalah Imam Adrogi, Sarbini, Letkol Isdiman dan Mayor Suharto. Pada tanggal 26 November 1945, Sekutu melancarkan serangan udara bertubi-tubi.
Kolonel Sudirman, Panglima Divisi Banyumas memimpin serangan ke Ambarawa menggantikan Letkol Isdiman. Taktik perang yang digunakan oleh Kolonel Sudirman dikenal dengan taktik supit urang. Pada tanggal 12 Desember 1945 sekitar pukul 04.30, serangan Kolonel Sudirman dilancarkan. Kota Ambarawa dikepung sehingga Sekutu terdesak dan bertahan di Benteng Willem. Tanggal 15 Desember 1945, Sekutu meninggalkan Ambarawa menuju Semarang. Perginya Sekutu dari Ambarawa menandai berakhirnya Pertempuran Ambarawa. Untuk mengenang peritiwa itu, di Ambarawa didirikan Monumen Palagan Ambarawa dan tanggal 15 Desember dijadikan sebagai Hari Infanteri.
4. Bandung Lautan Api
Pada tanggal 17 Agustus 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Bandung. Dibantu oleh NICA, pasukan Sekutu mulai menduduki daerah Bandung Utara.Sekutu kemudian mengeluarkan ultimatum yang berisi sebagai berikut :
- Rakyat da para pemuda harus menyerahkan kepada Sekutu senjata yang direbut dari tangan Jepang.
- Bandung Utara harus dikosongkan dari orang-orang Republik selambat-lambatnya tanggal 29 Novemebr 1945.
Para pejuang Indonesia melancarkan perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. Pertempuran terjadi di berbagai tempat di sekitar pabrik kina di Jalan Riau, Hotel Preanger. Pada tanggal 28 November 1945, terjadi pertempuran sengit di Gedung Sate.
Para pejuang di Bandung pantang menyerah dan terus melancarkan perlawanan menggunakan senjata seadanya.Perlawanan para pemuda tidak hanya dilakukan secara terbuka, tetapi juga secara tertutup.Pada tangal 23 Maret 1946, Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum. Sekutu memerintahkan kepada TRI dan penduduk untuk mengosongkan seluruh Kota Bandung dan mundur ke luar kota.
Untuk menghindari jatuh korban, pemerintah RI menyetujui pengosongan Kota Bandung. TRI mengambil inisiatif sebelum meninggalkan Bandung sebagai berikut :
- Sambil meninggalkan tempat, tentara dan penduduk diperintahkan membakar semua bangunan yang ada.
- Sesudah matahari terbenam, penduduk diperintahkan melancarkan serangan ke Bandung Utara dan melakukan bumi hangus.
Kota Bandung kemudian dibakar sehingga menjadi "lautan api", peristiwa itulah yang kita kenal dengan Bandung Lautan Api. Benteng NICA di Dayeuh Kolot, Bandung Selatan yang merupakan gudang mesiu juga dikepung oleh para pemuda di bawah pimpinan Moh.Hatta. Moh.Hatta berjibaku dengan membawa alat peledak terjun di gudang mesiu. Akibatnya, gudang mesiu milik NICA meledak. Moh. Toha gugur sebagai pahlawan Bandung Selatan.
5). Peristiwa Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Inggris atas nama Sekutu diikuti tentara NICA dibawah pimpinan T.E.D. Kelly mendarat di Sumatra Utara.Sekutu membebaskan para tahanan Belanda dan dibentuk menjadi Medan Batalyon KNIL.
Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi peristiwa di hotel yang ada di Jalan Bali, Medan.Seorang oknum penghuni hotel menginjak-injak lencana merah putih. Peristiwa ini menjadi awal terjadinya Pertempuran Medan Area.Barisan Pemuda Indonesia dibawah pimpinan Achmad Taher terus melakukan perlawanan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerahkan semua senjata kepada Sekutu. Tentara Sekutu melancarkan aksi militer secara besar-besaran. Serangan diawali pada tanggal 10 Desember 1945, rakyat pun melakukan perlawanan sekuat tenaga.Sejak tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang batas-batas pendudukannya. Batas itu berupa papan yang diberi tulisan Fixed Boundaries Medan Area (batas resmi wilayah Medan) di sudut-sudut kota. Di bulan April 1946, Sekutu dan NICA berhasil mendesak beberapa pimpinan Republik beberapa pimpinan Republik ke luar kota. Gubernur, Wali Kota, dan Markas TRI pindah ke Pematangsiantar.Pada tanggal 10 Agustus 1946, di Tebingtinggi telah terbentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Kesatuan inilah yang akan mengatur dan melanjutkan perlawanan untuk mengusir Sekutu dan NICA.
6) Puputan Margarana
Sejak Maret 1946, Belanda sudah menduduki beberapa tempat di Bali. I Gusti Ngurah Rai kembali ke Bali untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.Ngurah Rai mendapat bantuan TRI-Laut pimpinan Kapten Markadi.Dalam perjalanan menyeberangi Selat Bali, terjadi pertempuran laut antara pasukan Ngurah Rai dengan patroli Belanda. Pertempuran juga terjadi di Cekik dekat Gilimanuk, Bali.
Setelah berhasil melaksanakan Operasi Lintas Laut, I Gusti Ngurah Rai di Markas TRI Sunda Kecil segera memperkuat pasukannya.I Gusti Ngurah Rai segera membentuk Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil.Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam peristiwa ini adalah I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Putu Wisnu dan Subroto Aryo Mataram.
Dalam naskah kesepakatan Perundingan Linggarjati disebutkan bahwa Belanda hanya mengakui secara de facto wilayah RI yang terdiri atas Sumatra, Jawa dan Madura.Bali tidak diakui sebagai wilayah RI sehingga Belanda merasa bebas di Bali.Dengan melakukan long march dari kota satu ke kota lain, pasukan Ngurah Rai melancarkan serangan-serangan terhadap Belanda.Pada tanggal 19 November 1946, tentara Ngurah rai (yang dikenal Pasukan Ciung Wanara) mulai menyerang Tabanan dan berhasil. Belanda segera mengerahkan kekuatannya dari Bali dan Lombok.
Melihat dua kekuatan yang tidak seimbang, pasukan Ngurah Rai kemudian melakukan Perang Puputan (pertempuran habis-habisan).Pertempuran terjadi di Margarana dan dimulai tanggal 20 November 1946. Dalam pertempuran tersebut, pada tanggal 29 November 1946, Ngurah Rai gugur sebagai kusuma bangsa.
7).Peristiwa Merah Putih di Minahasa
Pada tanggal 22 Agustus 1945 rakyat Minahasa yang diprakarsai oleh Dewan Minahasa dibawah komando Pelangkahu melakukan aksi pelucutan senjata dan pengoperan kekuasaan dari tangan Jepang.Aksi dilakukan dengan menurunkan bendera-bendera Jepang dan mengibarkan bendera Merah Putih di kantor-kantor.
Awal September 1945 tentara Sekutu yang diwakili tentara Australia mendarat di Minahasa, diikuti oleh tentara NICA. Sekutu dan NICA mengeluarkan perintah larangan pengibaran bendera Merah Putih.Rakyat tidak menghiraukan larangan tersebut. Dengan semboyan "hidup atau mati", rakyat Minahasa tetap akan mempertahankan berkibarnya Sang Saka Merah Putih di tanah Minahasa.Bentrokan terjadi di Tondano dan Tomohon.Pihak musuh cukup kuat karena persenjataannya lengkap. Oleh karena itu, perjuangan rakyat Minahasa dilanjutkan dengan perjuangan melalui bawah tanah.
8). Pertempuran Rakyat Makassar
Pada bulan Desember 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke Massar di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Pasukan Westerling bertindak kejam. Pasukan Westerling banyak melakukan pembunuhan terhadap rakyat Makassar. Akibatnya, terjadi perlawanan rakyat Makassar kepada Belanda. Perlawanan dipimpin oleh Wolter Monginsidi. Akan tetapi, Wolter Monginsidi berhasil ditangkap Belanda dan kemudian dijatuhi hukuman mati.
Daftar pustaka
Sardiman A.M.,Muhsinatun Siasah,2018,Pembelajaran IPS 3 Kurikulum 2013 edisi revisi,Solo,Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
@WB 310123 1331