Tentang Blog Ini

Serpihan Ide

Kumpulan Artikel

Konflik Indonesia Melawan Belanda

 Konflik Indonesia Melawan Belanda

Mengapa terjadi Konflik antara Indonesia - Belanda?
1. Sekutu dan NICA mengganggu kemerdekaan Indonesia
2. Pengambilalihan kekuasaan wilayah-wilayah bekas kekuasan Sekutu (Inggris) oleh NICA (Belanda)
3. Belanda menolak kemerdekaan Indonesia

Pemindahan Ibu kota Negara
1. Akhir tahun 1945, Jakarta dalam kondisi tidak aman untuk ibukota negara
2. 30 Desember 1945, pendaratan pasukan marinir Belanda di  Tanjung Priok Jakarta
3. 4 Januari 1946, ibukota negara RI pindah ke Yogyakarta

Upaya Penyelesaian Konflik
a. Perundingan-Perundingan Awal
1) Perundingan 17 November 1945
  • Inisiator perundingan : Letnan Jenderal Sir Philip Christison (Panglima AFNEI)
  • Perwakilan Indonesia : Perdana Menteri Sutan Syahrir
  • Perwakilan Belanda : Dr. Van Mook
  • Pihak Sekutu : Perdana Menteri Sutan Syahrir
2) Perundingan Februari 1946
  • Tanggal pertemuan 10 Februari 1946 di Jakarta
  • Mediator/penengah : Sir Archilbald Clark Kerr, Lord Killearn (Inggris)
  • Perwakilan Indonesia : Perdana Menteri Sutan Syahrir
  • Perwakilan Belanda : Dr. Van Mook
  • Perwakilan Inggris sebagai mediator/penengah : Sir Archilbald Clark Kerr
  • Hasil pertemuan : kedua belah pihak sudah saling membuka diri
3) Perundingan Hooge Veluwe
  • Tanggal pertemuan : 14-25 April 1946 di Hooge Veluwe (Belanda)
  • Belanda masih menolak konsep hasil pertemuan Syahrir-Van Moook-Clark Kerr di Jakarta
  • Hasil pertemuan : mengalami kegagalan
4) Perundingan Gencatan Senjata
  • Tanggal pertemuan : 20-30 September 1946
  • Hasil pertemuan : atas usaha Lord Killearn, tanggal 7 Oktober 1946 berhasil dilaksanakan persetujuan gencatan senjata    
b. Perundingan Linggarjati
  • Tanggal pertemuan : 10-15 November 1946 di Linggarjati-Kuningan-Cirebon
  • Delegasi Indonesia : Sutan Syahrir, Dr. A.K. Gani
  • Delegasi Belanda : Prof. Schermerhorn, Dr. Van Mook, F. De Boer, Van Poll
  • Mediator/penengah : Lord Killearn dari Inggris
Pokok-pokok perundingan :
  • Belanda mengakui secara de facto wilayah RI : Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan daerah-daerah yang diakui secara de facto milik RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
  • RI dan Belanda bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat (NIS) dengan nama RIS dan RI menjadi salah satu bagian dari RIS.
  • RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai Ketua Uni.
Isi kesepakatan Perundingan Linggarjati ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk (sekarang istana negara)

Dampak perundingan Linggarjati :
Bagi Belanda
  • Kedudukan Belanda bertambah kuat
  • Belanda merasa memiliki peluang untuk menegakkan kembali kekuasaanya di Indonesia
Bagi Indonesia 
  • Dirugikan, secara kewilayahan semakin sempit
  • Harus berjuang kembali menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan
c. Agresi Militer Belanda I
Penyebabnya :
  • Perselisihan paham tentang isi Perjanjian Linggarjati
  • Belanda terus memperkuat diri
  • Belanda mengalami krisis ekonomi sehingga menyelesaikan masalah Indonesia dengan cepat
  • Belanda menempuh segala cara antara lain dengan melancarkan serangkaian aksi penyerangan
Kronologis :
  • 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan  ke wilayah-wilayah yang menjadi kekuasaan RI
  • Belanda menduduki Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
  • Pasukan TNI AU melancarkan serangan balasan
  • Agresi Militer Belanda I mendapat reaksi keras dari dunia internasional
  • 29 Juli 1947 pesawat Dakota VT-CLA yang mengangkut obat-obatan dari Singapura jatuh di Yogyakarta karena ditembak oleh Belanda
  • Korban : Komodor Udara A.Adi Sucipto, Komodor Udara Dr. Abdurachman Saleh, Opsir Udara 1 Adi Sumarmo Wiryo Kusumo
  • 1 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB atas desakan India dan Australia memerintahkan gencatan senjata
Upaya menyelesaikan Agresi Militer Belanda I
Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Jasa Baik yang  kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai salah satu cara untuk mengatasi dan menyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda secara damai.
Anggota Komisi Tiga Negara :
  1. Australia diwakili oleh Richard Kirby (negara pilihan Indonesia)
  2. Belgia diwakili oleh Paul Van Zealand (negara pilihan Belanda)
  3. Amerika Serikat diwakili oleh Dr.Frank Graham (negara pilihan Australia dan Belgia)
Pada tanggal 27 Oktober 1947, KTN tiba di Jakarta untuk memulai pekerjaannya. Sebelum KTN tiba di Indonesia ternyata Belanda telah memperluas batas-batas kekuasaannya yaitu membuat Garis Van Mook.

d. Perundingan Renville
Pelaksanaan :
  • Tanggal 8 Desember 1947
Tempat :
Geladak kapal  Amerika Serika USS Renville yang sedang berlabuh di Tanjung Priok.
Delegasi :
Indonesia : Amir Syarifuddin
Belanda : R. Abdulkadir Wijoyoatmojo (orang Indonesia yang memihak Belanda)

Suasana selama perundingan berlangsung :
  • Kedua belah pihak mempertahankan pendapatnya
  • Indonesia menuntut Belanda menarik pasukannnya ke batas daerah sebelum terjadi Agresi Militer I tanggal 21 Juli 1947
  • Belanda menuntut pengakuan wilayah atas batas Garis Van Mook
  • Indonesia dibawah tekanan Belanda menerima naskah kesepakatan Perundingan Renville dan ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948
Isi Perundingan Renville :
  1. Persetujuan gencatan senjata, kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak di sepanjang Garis Van Mook
  2. Dasar-dasar politik, berisi kesediaan kedua pihak untuk menyelesaikan pertikaian secara damai dengan bantuan KTN
  3. Pasal-pasal tambahan, antara lain berisi ketentuan bahwa kedaulatan Indonesia untuk sementara berada di tangan Belanda dan akan diserahkan kepada pihak NIS (Negara Indonesia Serikat)
Dampak Perundingan Renville : 
Bagi Belanda : wilayah kekuasan semakin luas dan  menguntungkan
Bagi Indonesia : wilayah semakin sempit

Akibat bagi Indonesia dengan disepakatinya Perundingan Renville :
  1. TNI harus segera meninggalkan daerah-daerah kantong yang berada di wilayah pendudukan Belanda. TNI kemudian melakukan hijrah ke wilayah Yogyakarta (RI)
  2. Wilayah RI menjadi sangat sempit
  3. Makin banyaknya TNI dan penduduk yang memasuki wilayah RI yang sangat sempit akan menimbulkan masalah sosial dan ekonomi
  4. Dengan dikosongkannya daerah-daerah kantong akan memperlemah sistem pertahanan Indonesia
d. Agresi Militer Belanda II dan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)
Kronologis :
  • 18 Desember 1948 pejabat Belanda Dr.Beel menyatakan tidak lagi mengakui isi Perjanjian Renville, Belanda ingin bebas bertindak
  • 19  Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II, lapangan Maguwo dihujani tembakan, sasaran terus bergerak ke arah pusat ibu kota RI
  • 22 Desember 1948 Mr Syafruddin Prawiranegara mengumumkan berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), berkedudukan di Bukit Tinggi Sumatra Barat
  • 1 Januari 1959 PDRI membentuk 5 wilayah pemerintahan militer di Sumatra : Aceh (termasuk Langkat dan Tanah Karo), Tapanuli dan Sumtatra Timur, Riau, Sumatra Barat dan Sumatra Selatan.
  • 31 Maret 1949 Mr. Syahruddin Prawiranagera mengumumkan penyempurnaan susunan pimpinan PDRI
  • Keberadaan PDRI diumumkan melalui radio ke seluruh dunia
  • Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam menyuarakan PDRI ke kancah internasional : Sudarsono, A.A.Maramis, L.N. Palar
Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) :
Secara de facto : Mr. Syahruddin Prawiranegara

Dampak terbentuknya PDRI :
Kelangsungan hidup pemerintahan Republik Indonesia dapat dipelihara dan dijalankan.

f. Perang Gerilya dan Serangan Umum 1 Maret 1949
Perang Gerilya : perang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain
Pemimpin : Panglima Jenderal Sudirman
Tokoh-tokoh yang ikut perang gerilya : Kolonel Subroto, T.B.Simatupang, A.H.Nasution, Sarbini, Suparjo Rustam, Cokropranolo

Strategi perang gerilya :
Pihak Indonesia :
  • Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya dari satu tempat ke tempat lain
  • Memerintahkan untuk membumihanguskan bangunan-banguna penting dan jembatan yang digunakan oleh Belanda
  • Membuat pos pertahanan di luar kota, contohnya di Gunung Kidul
  • Pembagian tugas : Letkol Suharto selaku Komandan Werkreise III bertanggungjawab atas daerah Yogyakarta dan sekitarnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertanggungjawab atas daerah Kota Yogyakarta
Pihak Belanda :
  • Membuat pos pertahanan yang tersebar di beberapa kota
  • Melakukan propaganda bahwa RI telah bubar dan TNI sudah tidak ada.
Makna serangan Umum 1 Maret 1949 bagi Indonesia :
  1. Membuka mata dunia internasional bahwa TNI dan negara RI masih ada
  2. Makin meningkatkan moral dan semangat juang para gerilyawan
  3. Memperkuat dan mendukung perjuangan diplomasi bangsa Indonesia
Rute perang gerilya :
  • Gunung Kidul - Karesidenan Surakarta - Madiun - Ponorogo - Trenggalek - Kediri.
  • Gunung Liman - Gunung Wilis - kembali ke Trenggalek - ke arah barat melalui Jawa bagian selatan
    Rute perang gerilya Jenderal Sudirman
g. Perundingan Roem-Royen
Penyebabnya :
  • Serangan tentera Belanda ke Yogyakarta
  • Peristiwa serangan umum 1 Maret 1949
Pelaksanaan : 14 Maret 1949
Delegasi Indonesia : Moh. Roem
Delegasi Belanda : Van Royen
Kedua nama tokoh ini selanjutnya menjadi nama perundingan yaitu Perundingan Roem Royen

Isi perundingan Roem-Royen :
  1. Pihak Indonesia menghentikan perang gerilya
  2. Belanda akan menghentikan gerakan militer dan menarik semua pasukannya dari wilayah RI
  3. Belanda setuju mengembalikan para pemimpin Indonesia yang ditawannya ke Yogyakarta
  4. Akan diadalan Komferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda
Implementasi Perundingan Roem-Royen
  • 29 Juni 1949 pasukan Belanda ditarik mundur dari Yogyakarta sebaliknya pasukan TNI mulai memasuki kembali Yogyakarta (dikenal dengan Peristiwa Yogya kembali)
  • 10 Juli 1949 Panglima Besar Jenderal Sudirman kembali ke Yogyakarta
  • 29 Januari 1950 Panglima Besar Jenderal Sudirman wafat, dan diakui sebagai Bapak TNI.
  • 13 Juli 1949 Syafruddin Prawiranegara mengembalikan mandatnya sehingga PDRI berakhir
h. Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda terhadap Keberadaan Negara Kesatuan RI
Perjuangan bangsa Indonesia mengusir Belanda dibarengi dengan konflik internal di beberapa daerah RI. Misalnya mumculnya pemberontakan PKI Madiun dan gerakan DI/TII.
Kondisi seperti ini dimanfaat oleh Belanda melaksanakan politik deive et impera yaitu  memecah belah Indonesia dengan membentuk negara-negara bagian di beberapa daerah :
  1. Negara Indonsia Timur : didirikan berdasarkan Konferensi Malino, 15 Juli 1946, yang dilanjutkan dengan Konferensi Denpasar, 18-24 Desember 1946.Sukowati diangkat sebagai Presisen Negara Indonesia Timur.
  2. Negara Pasundan/Jawa Barat : berdasarkan hasil konferensi tanggal 16 Februari-5 Maret 1948. Pada tanggal 26 April 1948 R.A.A. Wiranatakusumah dilantik menjadi Wakil Negara Pasundan
  3. Daerah Istimewa Borneo Barat dan Dewan Federal Borneo Tenggara :  9 Mei 1947 atas usul Van Mook berdiri Dewan Federal Borneo Tenggara. 12 Mei 1947 berhasil mendirikan Daerah Istimewa Borneo Barat. Kepala Negara : Hamid Algadrie II, Sultan Pontianak.
  4. Negara Madura : berdiri tanggal 23 Januari 1948 atas usul Van der Plas. Wakil negaranya R.A.A.Cakraningrat.
  5. Negara Sumatra Timur : berdiri berdasarkan Surat Keputusan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pemimpinnya : Dr.Tengku Mansyur. Van Mook berhasil membentuk dan memimpin pemerintahan federal sementara di Jakarta
  6. Negara Jawa Timur : berdiri berdasarka hasil Konferensi di Bondowoso pada tanggal 16 November-3 Desember 1948. Wakil negaranya Ahmad Kusumonegoro
Daerah istimewa/otonomi :
  1. Kalimantan Barat
  2. Kalimantan Timur
  3. Dayak Besar
  4. Banjar
  5. Bangka
  6. Bangka Belitung
  7. Riau
  8. Jawa Tengah
Dengan adanya negara-negara boneka, persatuan bangsa Indonesia terpecah belah dan kedudukan RI semakin terjepit oleh kekuatan Belanda melalui negara bonekanya.Pada tanggal 29 Mei 1948 dibentuk Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau Badan Pengawas Musyarah Federal. Ketua BFO Sultan Hamid Algadrie II. Dengan adanya BFO ini, diharapkan RI ikut bergabung sehingga akan dapat dikendalikan oleh Belanda melalui negara-negara bonekanya.

Daftar pustaka 
Sardiman A.M.,Muhsinatun Siasah,2017,Pembelajaran IPS 3 Kurikulum 2013 edisi revisi,Solo,Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.






@WB_16032022 2253