BANGKIT DARI KEGAGALAN
Menempuh pendidikan adalah hak setiap orang tanpa memandang dari golongan, ras atau kelompok tertentu.Di era tahun 1990 belum tersedia berbagai fasilitas beasiswa seperti yang ada di jaman tahun 2022 ini.Pada waktu itu sekolah milik pemerintah menjadi pilihan atau favorit bagi sebagian besar orang.Mengapa harus bersekolah di sekolah miliki pemerintah? Alasannya adalah fasilitas lengkap dan biaya terjangkau untuk semua kalangan masyarakat.
Saya dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana dan memiliki keterbatasan secara ekonomi.Tidaklah heran jika di keluarga kami memprioritaskan anak-anaknya untuk bersekolah di sekolah milik pemerintah.Dengan sekolah di sekolah milik pemerintah setidaknya dapat meminimalisir anggaran keuangan.
Tahun 1990 mungkin menjadi tahun paling suram dalam sepanjang perjalanan hidup saya.Bagaimanatidak? Tahun yang seharusnya menjadi tahun pertama masuk dan bersekolah di bangku SMP justru menjadi tahun kegagalan.Saya harus berhenti sekolah, membantu orangtua mencari nafkah demi menyambung hidup belasan orang di keluarga saya.Hari-hari yang saya lalui seakan sebuah penderitaan yang sangat panjang.
Di usia anak-anak harus mengalami susahnya mencari rupiah.Setiap malam harus menelusuri pematang sawah,menuluri sungai,dan berpindah dari satu kampung ke kampung lainnya.Di usia itu pula saya mendapat predikat sebagai "Tukang obor kodok", sebuah profesi yang dilakukan setiap malam mencari kodok (swike) dan ular atau binatang sejenis reptil lainnya.Profesi yang berbanding terbalik dengan orang pada umumnya.Saat malam hari dimana kebanyakan orang tidur,justru saya harus bekerja mencari kodok (swike), ular atau binatang sejenis reptil lainnya.
Selama menjadi tukang obor kodok tidak sedikit orang yang mencibir bahkan teman-teman seangkatan waktu di Sekolah Dasar dengan nada penuh kesombongan memamerkan dirinya.Mereka membanggakan dirinya secara berlebihan karena bisa bersekolah.Tidak seperti saya hanya seorang tukang obor kodok.Sebuah keadaan yang tidak mudah, keadaan yang memaksa saya harus berjuang melawan tekanan batin yang sangat berat.
Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah 1 tahun saya melewati masa-masa suram ini. Suatu hari, seakan mendapat angin segar, kedua orangtua saya memanggil saya dan menyuruh saya untuk mendaftar sekolah ke jenjang SMP.Kesempatan ini tentu tidak saya biarkan dengan sia-sia.Saya menyambutnya dengan penuh antusias dan penuh kebahagiaan.Kebahagian yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.Saya serasa memasuki masa yang baru, masa anak-anak yang begitu indah, masa dimana bisa bermain dan bersendau gurau.
Hidup dalam kegagalan bukan sesuatu yang mudah dan mengenakan.Jika boleh jujur,saya tidak mau mengalami kegagalan.Akan tetapi keadaanlah yang memaksa saya mengalami hal seperti ini.Kegagalan bisa kita atasi ketika kita mampu bangkit dan menatap masa depan dengan penuh optimis.Jadikan kegagalan sebagai motivasi agar kita bisa mencapai keberhasilan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.Salam sehat selalu. [WB] 0803222232