Tentang Blog Ini

Serpihan Ide

Kumpulan Artikel

Ketergantungan Antarruang dalam Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Manusia di Indonesia

 Ketergantungan Antarruang dalam Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Manusia di Indonesia

Sumber daya manusia menjadi modal yang sangat penting dalam pembangunan. Sumber daya alam yang banyak tidak akan ada artinya tanpa kesiapan sumber daya manusia.Beberapa negara maju di dunia mampu meraih kemajuan dengan hanya mengandalkan sumber daya manusianya. Sumber daya alam yang terbatas tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menjadikan negaranya sebagai salah satu negara maju.

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan Data dari CIA World Factbook tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 260 juta jiwa.

Sepuluh Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar Tahun 2017

No.

Nama Negara

Jumlah Penduduk

1.

Tiongkok (China)

1.379.302.771 jiwa

2.

India

1.282.935.911 jiwa

3.

Amerika Serikat

326.625.791 jiwa

4.

Indonesia

260.580.739 jiwa

5.

Brazil

207.353.392 jiwa

6.

Pakistan

204.924.861 jiwa

7.

Nigeria

190.632.261 jiwa

8.

Bangladesh

157.826.578 jiwa

9.

Rusia

142.257.519 jiwa

10.

Jepang

126.451.398 jiwa

Sumber : CIA World Factbook 2017

Menurut Badan Pusat Statistik 2018, jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Jumlah penduduk yang besar menguntungkan Indonesia karena tersedia tenaga kerja untuk mengolah dan mengelola sumber daya alam.Selain itu, juga sebagai sumber tenaga kerja bagi pembangunan dan sebagai pasar bagi produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri. Dengan jumlah penduduk yang besar. Indonesia tidak kekurangan tenaga kerja, khususnya untuk industri. Indonesia menjadi daerah pamasaran yang menarik berbagai perusahaan untuk bersaing memasarkan produknya.

Setelah memahami pemanfaatan sumber daya manusia, kalian juga harus memahami konsep ketenagakerjaan. Untuk dapat memahaminya, pelajarilah uraian berikut :
A. Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja
  • Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja, seseorang yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikategorikan sebagai bekerja.
  • Angkatan kerja (labor force) adalah mereka yang sedang bekerja dan penganggur.
Tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan.

B. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja merupakan pelaku dalam berbagai aktivitas, baik ekonomi maupun aktivitas yang lain yang mendukung peningkatan pembangunan. Contoh faktor tenaga kerja adalah buruh, mandor, tenaga harian, satpam, kepala bagian, dan sebagainya. Balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi tenaga kerja adalah upah atau gaji, seperti gaji pegawai, upah buruh, dan sebagainya. Secara garis besar, faktor produksi tenaga kerja dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan proses produksi, misalnya dokter, perawat, arsitek, guru/dosen, tenaga pembukuan, dan sebagainya.
  2. Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan produksi, misalnya sekretaris, montir, teknisi, sopir, pemahat, tukang ojek, dan sebagainya.
  3. Tenaga kerja tidak terdidik (unskilled labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan atau latihan dalam melakukan kegiatan proses produksi, misalnya tukang sapu, buruh bangunan, pemulung, dan kuli angkut di pasar atau pelabuhan.
Walaupun jumlah tenaga kerja Indonesia sangat besar, tetapi masih menyimpan sejumlah masalah. Beberapa masalah yang ada pada tenaga kerja di Indonesia adalah kualitas yang rendah, jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja, persebaran tenaga kerja yang tidak merata, dan pengangguran yang masih cukup besar.

C. Karakteristik Tenaga Kerja Indonesia
Pada umumnya, tenaga kerja di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut :
  1. Sebagian tenaga kerja Indonesia lulusan pendidikan dasar (SD,SMP,SMA/SMK). Kondisi ini akan sangat menyulitkan terjadinya pergesaran tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder dan bahkan sektor tersier. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan pertambangan. Sektor sekunder disebut pula manufaktur, merupakan gabungan sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor listrik, gas dan air. Sektor tersier atau sektor jasa merupakan gabungan dari sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa kemasyarakatan.
  2. Angka pengangguran cukup tinggi.
  3. Kompetensi dan etos kerja yang masih rendah sebagai akibat dari pendidikan yang rendah dan budaya kerja yang belum mendukung.
  4. Masih terbiasa dengan budaya kerja agraris yang memiliki kebiasaan ketergantungan pada alam, menggunakan sistem manual dalam bekerja sehingga perlu penyesuaian dengan lingkungan industri yang menggunakan mesin dan peralatan otomatis.
Daftar pustaka 
Sardiman A.M.,Muhsinatun Siasah,2018,Pembelajaran IPS 3 Kurikulum 2013 edisi revisi,Solo,Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

@WB 181022 1315