Tentang Blog Ini

Serpihan Ide

Kumpulan Artikel

Pembentukan Soft Skills Melalui Proyek Kolaborasi

 Pembentukan Soft Skills Melalui Proyek Kolaborasi
Oleh : Wahyu Barmanto


Pengantar
Jumat, 11 Februari 2022 menjadi hari bersejarah bagi dunia pendidikan. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menristekdikti), Nadiem Makarim secara resmi meluncurkan kurikulum merdeka belajar. Peluncuran kurikulum ini menjadi jawaban atas berbagai permasalahan yang dihadapi sekaligus sebagai upaya dalam pemulihan pembelajaran di masa pandemi covid 19. Hadirnya kurikulum merdeka belajar diharapkan dapat memberikan perubahan yang signifikan di dunia pendidikan.Disisi lain, kurikulum merdeka belajar memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Karakteristik Kurikulum Merdeka
Secara garis besar kurikulum merdeka memiliki 3 karakteristik sebagai berikut :
1. Pengembangan Keterampilan Non-teknis (Soft Skills)
Jaman akan terus berkembang dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mengimbanginya dibutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan khusus agar bisa mengikuti perkembangan jaman dengan baik. Setiap orang harus diperlengkapi keterampilan non-teknis (soft skill) agar mampu bersaing dan memiliki kualitas yang mumpuni. Keterampilan non-teknis (soft skills) menurut Journal of Language and Communication yang diterbitkan pada Juni 2008 adalah kumpulan dari ciri-ciri kepribadian manusia yang erat kaitannya dengan sosial, bahasa, dan kebiasaan dan optimisme.Pada kurikulum merdeka, tidak hanya diajarkan pada keterampilan yang berkaitan dengan bidang yang ditekuni peserta didik saja, tetapi bisa lintas minat. Melalui peminatan lintas bidang ilmu ini, diharapkan peserta memiliki keterampilan dalam berkomunikasi secara langsung melalui kegiatan pembelajaran proyek yang dirancang oleh setiap guru.

2. Berfokus Pada Materi Essensial
Berbeda dengan kurikulum 2013 yang mengenal istilah KI dan KD, pada kurikulum merdeka terdapat istilah Capaian Pembelajaran (CP). CP merupakan satu kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berkelanjutan, sehingga membangun kompetensi yang utuh.
Dengan pembelajaran yang difokuskan pada materi-materi esensial, maka ada banyak waktu yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang mendalam sesuai dengan kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. Guru akan lebih matang dalam mempersiapkan pembelajaran proyek yang akan dikerjakan.Disisi lain peserta didik memiliki waktu untuk melakukan langkah-langkah ilmiah, misalnya : inventarisasi masalah, pengujian masalah, dan alternatif solusi dari masalah yang ditemukan.

3. Fleksibel
Guru diberi keleluasan untuk mengajar sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks pada muatan lokal. Pperencanaan kurikulum bagi sekolah pun dapat diatur dengan cara yang lebih fleksibel. Dalam kurikulum merdeka, tujuan belajar ditetapkan per fase, yakni dua hingga tiga tahun, untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah. Dengan diberikan keleluasaan guru bisa memetakan setiap tujuan belajar dengan mempertimbangkan kebutuhan mendasar peserta didik di lingkungan belajarnya masing-masing. Pemetaan ini sangat membantu guru dalam menyesuaikan gaya belajar peserta didik dengan metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.Guru bisa menentukan metode pembelajaran yang paling cocok dan paling tepat untuk peserta didik. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan disukai oleh peserta didik.

Proyek Kolaborasi
Pembelajaran yang bersifat fleksibel dalam kurikulum merdeka salah satunya melalui kegiatan proyek. Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan keleluasaan peserta didik untuk mengeksploirasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajaran pancasila. Proyek yang harus dirancang dan dilaksanakan adalah proyek kolaborasi antar mata pelajaran.
Contoh proyek kolaborasi lintas mata pelajaran, misalnya di sekolah sedang mengalami masalah tentang penanganan sampah. Di sekitar lingkungan sekolah banyak sampah berserakan dan belum bisa ditangani dengan baik. Jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan maka akan memicu lahirnya banyak bibit penyakit yang bersumber dari sampah tersebut.

Proyek kolaborasi tentang masalah penanganan sampah minimal ini, bisa dilaksanakan oleh minimal 4 mata pelajaran yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Bahasa Indonesia.
Dari 4 mata pelajaran ini, peserta didik diberi proyek bagaimana cara mengatasi masalah sampah yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Langkah-langkah proyek kolaborasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • Pembentukan kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik agar bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain.
  • Pra proyek.Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik untuk menemukan ide dan mengkomunikasikan ide tersebut kepada teman sekelompok untuk dijadikan tema besar proyek yang akan dikerjakan. Hasil yang diharapkan dari langkah ini adalah menentukan tema yang sesuai dan menjadi solusi atas permasalahan yang sedang mengemuka.
  • Penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik menerapkan cara kerja ilmiah. Peserta didik dilibatkan dalam mengumpulkan data tentang jenis-jenis sampah yang ada di sekitar sekolah dan dampak sosialnya bagi warga sekolah.
  • Pengolahan data Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik memilah dan mengurutkan data yang sudah didapatkan selama melakuakun penelitian. Peserta didik membuat laporan data dalam bentuk tabel atau grafik dan infografis.
  • Membuat materi presentasi. Kegiatan ini bertujuan melatih peserta didik membuat presentasi yang baik dan menarik yang bersumber dari hasil penilitian yang sudah dilakukan. Data hasil penelitian diterjemahkan dalam materi presentasi. Materi presentasi dilengkapi dengan pesan moral yaitu tentang pentingnya hidup bersih dan tidak membuang sampah sembarangan.
  • Presentasi. Kegiatan ini bertujuan melatih peserta didik agar bisa mengkomunikasikan hasil penelitian. Peserta didik bersama anggota kelompok lainnya mempresentasikan hasil kerja
Dengan dilakukannya proyek ini diharapkan dapat membentuk soft skills setiap peserta didik. Peserta didik mahir dalam berkomunikasi dengan orang lain, pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, dan selalu optimis bahwa setiap permasalahan yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya. Selain itu peserta didik telah memenuhi kriteria profil pelajar pancasila yaitu : bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan, mandiri. bergotong royong, bernalar kritis dan kreatif.
Semoga tulisan ini bermanfaat, salam sehat selalu, sampai jumpa bertemu di tulisan berikutnya.
@WB_220322 2235

Daftar Pustaka