Tentang Blog Ini

Serpihan Ide

Kumpulan Artikel

Membangun Budaya Positif di Sekolah

Setiap institusi/lembaga memiliki budaya yang berbeda. Perbedaan budaya di setiap institusi/lembaga dipengaruhi oleh keyakinan tentang budaya yang sudah disepakati bersama. Di tingkat sekolah perbedaan budaya antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain jamak terjadi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya visi sekolah, tujuan sekolah dan sasaran sekolah.

1.      Apa yang dimaksud dengan budaya?

Secara etimologi budaya dapat diuraian sebagai berikut :

      Menurut bahasa sansekerta kata budaya berarti buddhayah yang artinya bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.

      Culture (bahasa Inggris). Budaya berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola atau cara hidup yang berkembang oleh sekelompok orang, kemudian diturunkan pada generasi selanjutnya.

      Menurut bahasa latin ‘discipline’, yang artinya ‘belajar’,  ‘disciple’ atau murid/pengikut.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, budaya merupakan pola atau cara hidup manusia yang dikembangkan oleh sekelompok orang dan diturunkan atau diwariskan ke genera selanjutnya secara turun-temurun.

 

2.      Bagaimana membangun budaya sekolah?

Budaya sekolah lahir atas kesadaran dari setiap warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, murid, karyawan dan semua pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh kesadaran tentang “disiplin” yang dimiliki oleh setiap warga sekolah dalam hal penggunaan waktu. Disiplin dalam menggunakan waktu yang awalnya hanya dilakukan oleh beberapa orang pada akhirnya membangun kesadaran kepada semua warga sekolah. Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan ini akan membudaya dan menjadi budaya sekolah. Semua warga sekolah sepakat untuk tidak terlambat dalam mengikuti setiap kegiatan yang sudah dijadwalkan oleh sekolah.

 

3.      Disiplin sebagai budaya sekolah

Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Berawal dari sini maka di setiap sekolah sudah seharusnya menjadikan “disiplin” sebagai budaya. Artinya disiplin harus melekat dan menjadi bagian dari dalam diri warga sekolah.

Contoh disiplin di sekolah yang bisa menjadi budaya adalah tidak terlambat dalam mengikuti kegiatan yang dijadwalkan oleh sekolah, memakai seragam sesuai dengan tata tertib sekolah, mengikuti proses belajar mengajar di kelas dengan baik dan tertib.

 

4.      Mengapa harus disiplin?

Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa 

“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. 


(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka,  Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)

 

Disipin merupakan satu syarat seseorang mengalami “kemerdekaan”. Dalam konteks belajar, “kemerdekaan” adalah cakap dalam memerintah diri sendiri (Ki Hajar Dewantara). Dengan memiliki kemerdekaan maka akan lebih produktif dan kreatif dalam mengembangkan ide

 

5.      Disiplin melahirkan nilai-nilai kebajikan

Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Menurut Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa setiap perbuatan memiliki suatu tujuan. Sedangkan menurut Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin dapat menuntun Langkah seseorang sesuai dengan tujuannya. Selama dalam proses inilah, disiplin berperan penting dalam melahirkan nilai-nilai kebajikan dalam wujud motivasi diri sendiri.

 

6.      Nilai-nilai  kebajikan profil pelajar pancasila

Profil pelajar pancasila saat ini sedang dikembangkan dalam dunia Pendidikan di Indonesia. Melalui kurikulum merdeka yang diterapkan di setiap sekolah diharapkan dapat melahirkan nilai-nilai kebajikan profil pelajar pancasila yaitu : Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong royong, Kreatif

Daftar Pustaka :

https://www.gramedia.com/literasi/budaya/, di akses pada tanggal 15 Februarti 2023, pukul 08.30 WIB

LMS 1.4.a.4.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal