Jalan-Jalan ke Pekan Raya Jakarta 2022
Pekan Raya Jakarta atau lebih akrab dengan PRJ menjadi event tahunan yang digelar di kawasan Jakarta International Expo atau JIE Expo Kemayoran Jakarta Pusat. Sebelum melanjutkan tulisan ini ada baiknya terlebih dahulu mengenal sejarah Pekan Raya Jakarta. Pekan Raya Jakarta atau PRJ pertama kali digelar di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. Pekan Raya Jakarta pertama kali disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (ejaan lama).
Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada saat itu menjabat sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu ajang pameran besar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri yang kala itu sedang mulai bangkit pasca G30S/1965 kepada Gubernur DKI yang dijabat oleh Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini disambut baik oleh Pemerintah DKI, karena Pemerintah DKI juga ingin membuat suatu pameran besar yang terpusat dan berlangsung dalam waktu yang lama sebagai upaya mewujudkan keinginan Pemerintah DKI yang ingin menyatukan berbagai “pasar malam” yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta,seperti Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlangsung di bekas Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim sebagai “Pameran Terbesar” ini.
Seiring berjalannya waktu, hingga tahun 2022 ini PRJ masih tetap eksis dan merupakan pameran terbesar dan terlama di Asia Tenggara. Bisa dibilang PRJ menjadi event tahunan dan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik lokal maupun manca negara untuk berkunjung ke tempat pameran ini.PRJ merupakan pilihan bagi para wisatawan khususnya mereka yang suka wisata kuliner dan wisata belanja.
Perjalanan Yang Menakjubkan
Pagi-pagi buta, sekitar pukul 04.30 WIB kami bergegas menuju ke kota Jakarta. Jarak kota Jakarta dari tempat saya tinggal tidak terlalu jauh, sekira 154 kilometer. Saya bersama rombongan memilih berangkat pagi-pagi untuk menghindari kemacetan di Jakarta. Kebetulan pas kami berangkat adalah hari Senin dan merupakan hari pertama masuk kerja di pekan terakhir bulan Juni 2022. Berdasarkan pengalaman, banyak pekerja di sekitar kota penyangga Jakarta (Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Bandung dan sekitarnya) pada hari Senin kembali ke Jakarta untuk bekerja. Bagi para pekerja yang tinggal di sekitar kota penyangga, mereka akan mudik mingguan pada hari Jumat dan kembali ke Jakarta pada hari Senin.
Sepanjang perjalanan di sambut oleh kabut pagi yang sedikit menghalangi jarak pandang, naluri saya sebagai pecinta videografi sesekali memainkan kamera smart phone membidik moment-moment tertentu.Ditemani oleh alunan musik dan sesekali bersendau gurau, tak terasa kendaraan yang kami gunakan sudah menempuh lebih dari setengah perjalananan. Tidak terasa kami sudah memasuki ujung timur Jalan Tol Layang MBZ (Sheikh Mohhamed bin Zayed), jalan Tol Layang ini sebelumnya bernama Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek atau Jakarta Cikampek Elevated.
Perjalanan mulai melambat ketika memasuki kota Jakarta. Kendaraan yang tadinya bisa dipacu lebih dari 80 kilometer saat ini hanya bisa merayap, menunggu giliran kendaraan didepan yang terlihat seperti semut yang sedang mengantri memasuki sarangnya. Setelah melewati kemacetan yang lumayan panjang, akhirnya kami sampai ke tempat tujuan pertama sekitar pukul 08.30 WIB. Woow luar biasa, perjalanan yang sesuai dengan prediksi kami ...
Jalan-Jalan di Pekan Raya Jakarta 2022
Setelah menyelesaikan beberapa urusan, menembus kemacetan dibarengi oleh rintikan air hujan, sekira pukul 15.00 WIB kami sampai di kawasan JIE Expo Kemayoran Jakarta Pusat tempat diadakannya Pekan Raya Jakarta 2022. Di sepanjang jalan masuk, kami sudah disuguhi pemandangan yang menjadi ciri khas Jakarta yaitu "Macet". Untuk mencapai tempat parkir membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam.Sesampainya di kawasan parkir utara 5, kami memarkirkan kendaraan.
Sembari mencari stand elektronik, kami melihat banyak stand makanan dan minuman yang menerima penukaran kupon. Dalam benak saya, kupon yang ada pada tiket masuk bisa ditukar secara cuma-cuma alias gratis. Kalauppun tidak gratis, setidaknya harganya masih ramah di kantong. Mengingat pada tahun-tahun sebelumnya penukaran kupon makanan atau minuman mendapat potongan harga yang lumayan membantu kami para kaum "modis" (modal diskon). Dengan penuh antusias kami memesan beberapa makanan sesuai dengan paket yang ditawarkan. Kami sangat terkejut ketika sang penjual meminta sejumlah uang yang menurut pengalaman saya sebagai orang yang suka wisata kuliner harganya tidak masuk akal alias sangat mahal. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan konsep "pameran" yang seharusnya memberikan harga yang layak atau wajar.Pertanyaan saya, untuk apa ada penukaran kupon jika tidak mengurangi harga malahan harganya menyekik leher pengunjung?
Berburu Chiki Demi Kepuasan Diri
Lupakan sejenak tentang harga makanan dan minuman yang tidak masuk akal. Seperti pada kunjungan tahun-tahun sebelumnya, terasa ada yang kurang lengkap jika tidak membeli chiki atau makanan ringan yang pada tahun-tahun sebelumnya dipatok harga Rp.10.000,00 per kantong besar.Di tengah padatnya para pengunjung, kami terus mencari keberadaan para karyawan atau karyawati penjual chiki. Tanya ke pengunjung yang sudah membeli, diarahkan ke arah tertentu, sesampainya di tempat yang dimaksud ternyata zonk alias tidak ada. Belum putus asa, kami mencoba mencari dan bertanya kepada pengunjung lain, hasilnya zonk alias tidak ada.
Pengalaman saya, kalau di Jakarta jangan sesekali bertanya sesuatu kepada sembarang orang. Jika kita terpaksa bertanya, sudah dipastikan akan memberi jawaban yang tidak sesuai alias asal jawab, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bertanyalah kepada orang yang tepat, kalau di area Pekan Raya Jakarta bisa bertanya langsung kepada crew atau panitia. Dari mana kita bisa tahu bahwa yang kita tanya adalah crew atau panitia? Kita bisa mengenali dari seragam yang digunakan atau name tagnya.
Perburuan chiki belum berakhir, ditengah padatnya pengunjung yang nyaris tidak ada celah untuk berjalan, kami terus menelusuri area pameran. Meski harus berdesak-desakan sembari mencium aroma keringat bercampur bau badan yang membuat mulut serasa mau muntah, kami terus mencari dan mencari. Kami mulai menemukan titik temu ketika melihat antrian yang sangat panjang. Salah seorang dari rombongan kami berhasil menerobos antrian dan mendapatkan chiki yang kami cari.Harganya masih "ceban" alias sepuluh ribu hanya saja ada penyesuaian. Jika pada 2 tahun sebelumnya, kemasannya sangat gemuk akan tetapi sekarang lebih kurus alias sedikit isinya. Maklum, ... mungkin efek dari puasa diet selama 2 tahun karena pandemi covid 19 ...
Saat saya mencari stand elektronik, beberapa kaum hawa di rombongan kami tenyata masih belum puas dengan barang diskon pakaian. Akhirnya kami menuju ke stand pakaian selanjutnya, setelah mengaduk-aduk tempat pakaian yang dijajakan akhirnya menemukan pakaian diskon yang kami cari. Maklum, kami adalah kaum "modis" atau "modal diskon" yang sengaja mencari diskonan di area Pekan Raya Jakarta.
Hari sudah mulai gelap, sekira pukul 18.30 WIB kami terus mencari stand elektronik.Sesekali kami bertanya kepada petugas, namun stand yang kami cari belum juga ditemukan.Sangat banyaknya pengunjung yang terus berdatangan menyulitkan kami untuk berjalan mencari stand elektronik.Pengunjung terus berdatangan menambah padatnya orang dan saling berjejalan satu dengan yang lain. Untuk jalan saja, kami merasa kesulitan karena harus berdesak-desakan. Dengan berat hati, saya harus menunda misi mencari stand elektronik.Dengan berat langkah, kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan kami di Pekan Raya Jakarta. Saking padatnya pengunjung, kami kesulitan mencapai pintu F. Akhirnya kami keluar melalui pintu G, setelah keluar dari area JIE Expo ini, kami bisa bernafas lega, ternyata posisinya tidak jauh dari tempat parkir mobil kami.Setelah beres-beres barang, kami bergegas kembali ke Bandung.
Sampai jumpa pada Pekan Raya Jakarta tahun 2023 yang akan datang ....
@WB_0907222203
Sumber :